BBKSDA NTT menggelar berbagai kegiatan bertajuk Road to HKAN 2025 dengan semangat lintas generasi untuk pelestarian alam. Mulai dari sosialisasi Taman Nasional Mutis Timau, senam sehat dan edukasi pemilahan sampah, program KSDAE Mengajar di 8 sekolah, aksi bersih kawasan konservasi, donor darah, hingga pameran produk kelompok binaan di CFD Kupang dan partisipasi dalam puncak HKAN di Jakarta—semuanya menjadi bukti nyata bahwa konservasi adalah gerakan bersama untuk masa depan bumi yang lebih lestari.
Kupang, Agustus 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Conserves Alam Nasional (HKAN) tahun 2025 yang mengangkat tema “Membangun Sinergi Antar Generasi untuk Masa Depan” dan tagline “Youth for Conservation, Beyond Expectations”, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur menggelar berbagai rangkaian kegiatan bertajuk Road to HKAN 2025.
Kegiatan yang dilaksanakan mencerminkan semangat kolaboratif lintas generasi, dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat, pelajar, hingga mitra strategis BBKSDA NTT. Beberapa kegiatan utama yang diselenggarakan antara lain: Sosialisasi Taman Nasional Mutis Timau, senam sehat dan sosialisasi pemilahan sampah, program KSDAE Mengajar, donor darah, pameran hasil KTH di Car Free Day, serta aksi bersih-bersih kawasan konservasi di berbagai lokasi seperti TWA Camplong, Gunung Ranaka, dan Danau Golo Pajung.
Kegiatan dimulai pada 24 Juli 2025 dengan Sosialisasi Taman Nasional Mutis Timau (TNMT) kepada masyarakat di Desa Kuanoel, Fatumnasi, dan Mutis. Sosialisasi ini membahas pengelolaan kawasan konservasi berbasis masyarakat serta pentingnya perlindungan terhadap tumbuhan dan satwa liar di sekitar TNMT. Anjangsana ini menjadi sarana membangun pemahaman bersama dan memperkuat hubungan antara pengelola kawasan dan komunitas lokal.
Selanjutnya, BBKSDA NTT juga menyelenggarakan kegiatan senam sehat dan sosialisasi pemilahan sampah bagi pegawai serta anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) yang merupakan nasabah Bank Sampah Santalum Album. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari BP2SDM Wilayah VII Kupang dan Bidang Wilayah III Pusdal LH Bali-Nusra. Selain penjelasan mengenai pentingnya memilah sampah dari rumah, peserta juga dikenalkan pada katalog jenis sampah. Bank Sampah Santalum Album, yang berdiri sejak 2024, kini memiliki 25 nasabah aktif dan secara rutin melakukan penimbangan sampah setiap bulan. Pada 1 Agustus 2025, berhasil dikumpulkan sampah plastik, kertas, dan logam—menunjukkan komitmen bersama untuk mengurangi sampah dari sumbernya. Inisiatif ini membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari lingkungan terkecil: rumah dan tempat kerja.
Masih dalam rangkaian Road to HKAN 2025, Program KSDAE Mengajar dilaksanakan dari tanggal 29 Juli hingga 4 Agustus 2025. Sebanyak 8 sekolah yang terdiri dari lima Sekolah Dasar, dua Sekolah Menengah Pertama, dan satu Sekolah Menengah Atas dengan total sekitar 993 siswa ikut serta dalam kegiatan edukatif ini. Melalui metode presentasi visual dan permainan interaktif, siswa diperkenalkan pada jenis kawasan konservasi, serta tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Antusiasme para siswa menjadi bukti bahwa generasi muda siap menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian alam.
BBKSDA NTT juga berkolaborasi dengan Mahasiswa KKN Tematik Merajut Nusantara III dalam aksi peduli lingkungan di kawasan TWAL 17 Pulau, Riung, Kabupaten Ngada. Kegiatan yang dilakukan meliputi pembersihan sampah dan penanaman mangrove (Rhizopora sp.) di area rehabilitasi pesisir pantai. Kolaborasi ini tidak hanya menunjukkan sinergi antargenerasi, tapi juga memperkuat keterlibatan mahasiswa sebagai agen perubahan.
Pada 6 Agustus 2025, BBKSDA NTT mengadakan kegiatan donor darah sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Sebanyak 15 kantong darah berhasil dikumpulkan. Aksi kemanusiaan ini menjadi pengingat bahwa konservasi bukan hanya soal menjaga alam, tetapi juga membangun empati dan solidaritas dalam kehidupan sosial.
Dilakukan aksi bersih jalur trekking di kawasan Gunung Ranaka dan Danau Golo Pajung, tepatnya dari Pos Puncak Golo Lusang. Kegiatan ini dilaksanakan bersama siswa prakerin dari SMK Negeri 1 Poco Ranaka. Selain membersihkan jalur, peserta juga melakukan pemasangan rambu penunjuk jalan pendakian untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengunjung. Gunung Ranaka dan Danau Golo Pajung bukan sekadar destinasi wisata alam, tetapi juga rumah bagi beragam keanekaragaman hayati. Kegiatan ini menjadi bentuk komitmen untuk menjaga kelestarian ekosistem pegunungan sekaligus menciptakan pengalaman pendakian yang lebih ramah lingkungan.
Mengakhiri rangkaian kegiatan, 9 Agustus 2025 BBKSDA NTT turun langsung di CFD Kota Kupang. Disana kami membuka stand untuk edukasi santai terkait hal menarik di dunia konservasi mulai dari perlindungan tumbuhan dan satwa liar, jenis-jenis kawasan konservasi, perizinan penangkaran dan peredaran TSL dalam negeri, penerapan tarif PNBP serta izin usaha untuk jasa wisata alam.
Pada Senin, 11 Agustus 2025, BBKSDA NTT turut berpartisipasi dalam puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2025 yang digelar di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, dengan membuka stand pameran yang menampilkan berbagai program konservasi seperti pelestarian Kura-Kura Rote, SMART Patrol, pengelolaan kawasan konservasi, ekowisata, pemberdayaan masyarakat, serta layanan izin penelitian dan magang. Selain itu, BBKSDA NTT juga mempromosikan beragam produk hasil kelompok binaan seperti gula lempeng lontar, kain tenun, jagung goreng, opak, keripik pisang, VCO, madu, jahe instan, dan kopi Bajawa. Stand ini mendapat perhatian khusus dari Ibu Nurlaili Haniah Kinanggi, istri Menteri Kehutanan Bapak Raja Juli Antoni, yang turut mendukung dengan memborong produk-produk lokal tersebut, sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya konservasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan.
Melalui rangkaian kegiatan ini, BBKSDA NTT membuktikan bahwa peringatan Hari Konservasi Alam Nasional bukan hanya seremoni tahunan, tetapi momentum nyata untuk membangun sinergi lintas generasi dalam menjaga warisan alam Indonesia.